Wednesday, May 7, 2014

Senja dalam Layar dengan Dua Nama



Entah apa maksudmu membuat segitiga dalam layar presentasimu dengan sebutanku di dalamnya. Ada namamu disana. Ketika ku tanya, yang kau maksudkan disana memang aku. Aku tak mampu menyembunyikan senyumku, tapi aku tak mengerti ini senyuman apa. Bahkan kau pun tak keberatan ketika ku memintamu untuk mengganti segitiga itu dengan sebuah bentuk lain yang katanya itu bentuk hati. Sebuah “hati” berwarna merah marun menghiasi background pohon tomat, kemudian sebuah nama kau ketikkan. Namaku. Lalu kau ganti background pohon tomat itu dengan dengan sebuah gambar senja, seperti pintaku. Kini layar tomat itu telah berganti menjadi senja dengan dua nama tak dalam satu “hati”. Namaku dalam “hati” merah marun tak bersama namamu.
Slide lain menampilkan gambar sebuah rumah besar nan megah. Ketika ku tanya akan tinggal dengan siapa kau disana, kau hanya menjawab “sama kamu” diikuti gelak tawamu yang renyah. Seketika senyuman yang tak ku tahu apa artinya itu terukir lagi di bibirku.
Senja dalam layar dengan dua nama di dalamya telah usai. Tak kau simpan dalam memori alat canggih itu, tapi mungkin sudah tersimpan di memorimu. Kau pun tak menghapusnya. Kau biarkan layar senja dengan dua nama itu tetap tampil di layar datar. Kau biarkan orang lain melihatnya. Bagiku itu adalah 100 menit yang tak akan pernah ku lupa.
Keluar dari ruang berpendingin itu, aku melihat sesosok yang sempat ku kagumi, dan kau tahu. Seperti biasa, kau seolah tak suka. Kau mengejekku, tapi ekspresi wajah dan tatapan matamu tak bisa menutupi jika kau (mungkin) cemburu. Aku hanya tertawa sembari menuruni tangga. Entah bagaimana, kakiku terpeleset saat hendak menuruni sebuah tangga. Seketika aku mencari sesuatu yang bisa ku genggam agar aku tak terjatuh. Ku dapatkan tanganmu. Sederhana, kau menahanku. Sesaat, tanganmu masih ku genggam, dan kau hanya diam. Terima kasih sudah menyelamatkanku.
Saat berjalan disampingku, kau sempat berkata “kayak Pangeran William sama Kate Middleton ya”. Aku tersenyum simpul dan merespon perkataanmu dengan berkata “mana ada Kate Middleton gendut kayak gini” seketika tawamu meledak. Tawa yang kini begitu ku rindukan.
Mungkin aku tak akan pernah bisa mendapatkan hatimu. “Hati” merah marun itu hanya berisikan namaku, tanpa namamu. Tak mengapa, aku tak ingin memaksa. Kau memang belum bisa beranjak dari masa lalumu. Aku tahu. Aku hanya ingin berbagi bahagia denganmu tanpa harus miliki hatimu. Tak mengerti, ini tulus atau bodoh. Namun, aku percaya jika kau memang untukku, kau akan kembali padaku disaat yang tepat dengan dirimu yang lebih baik. Terima kasih selalu memberiku senyum itu.

No comments:

Post a Comment